Rombongan menyusuri danau melakukan ritual(Doc: WT-EP Sept 2015) |
Danau Tempe yang luasnya sekitar 13.000 hektare ini memiliki spesies ikan air tawar yang jarang ditemui di tempat lain. Hal ini karena danau tersebut terletak di atas lempengan Australia dan Asia .
Danau ini merupakan kebanggan masyarakat Wajo. Banyak masyakarat Wajo, Soppeng dan Sidrap yang menggantungkan penghidupannya pada Danau Purba ini. Selain terkenal dengan keindahannya danau penghasil ikan air tawar ini juga memiliki banyak kearifan lokal yang terus dijaga kelestariannya.
Salah satu kegiatan rutin dan mengundang perhatian tiap tahunnya adalah kegiatan adat dalam bahasa bugis mereka menyebutnya Maccera Tappareng (Mensucikan Danau) yang kemudian dalam perkembangannya dikemas dalam suatu festival danau tempe.
Proses ritual Maccera Tappareng dimulai di malam hari dimana warga pesisir danau tempe mulai membunyikan alat tradisional genderang (Maggendrang), hingga tiba dini hari. Warga melanjutkan ritual ke danau bersama tetua adat melepas beberapa sesajen pada titik-titik yang dianggap sakral, selain itu tetua adat juga melepaskan sesaji ke tengah danau.
Sesaji yang dimaksud terdiri dari Sokko Patanrupa (penganan dari ketan empat warna), Kelapa Muda, Telur ayam (Rebus dan Mentah), Ikan, Pisang, dan Ayam yang masih hidup, puncaknya saat tetua adat melepaskan kepala kerbau.
Ritual ini ditandai dengan pemotongan sapi, yang dipimpin oleh tetua kampung dan Macua Tappareng bersama warga dipesisir danau tempe. Semua Peserta ritual Maccera Tappareng memakai baju bodo (baju adat bugis).
Ikhtisar kegiatan ini dilakukan sejak dulu hingga menjadi festival tahunan adalah perwujudan rasa syukur atas segala berkah dan rezki yang di peroleh di danau tempe khususnya setahun terakhir. Acara "Maccera Tappareng" atau menyucikan danau merupakan acara paling sakral dalam festival tersebut.
Festival Danau Tempe tiap tahunnya sangat meriah karena disertakan beberapa pertunjukkan seni tradisional yang menjadi budaya masyarakat bugis dan potret kehidupan di pesisir danau tempe yang diikuti oleh beberapa kabupaten sekitar. Diantaranya diadakannya lomba-lomba tradisional yakni:
- Lomba Balap Perahu Dayung Tradisional
- Lomba Layang-layang Tradisional & Kreasi
- Lomba ma Longga
- Lomba Gassing
- Lomba Panjat Pinang
- Lomba Mappadendang
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo melalui Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) bersama masyarakat pesisir danau tempe sebagai bentuk pelestarian budaya, promosi wisata, hiburan dan edukasi untuk masyarakat.
Sumber:
Wajoterkini.com
Http://id.m.Wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar