Kamis, 12 Maret 2015

Passobis sebutannya

Faktanya kehidupan ekonominya meningkat drastis. Orang mengatakan mereka kaya mendadak. Sejatinya mereka juga melalui proses perjuangan dan proses itu tidaklah pernah terlihat. Tiap hari kita menyaksikan pegawai, tenaga pendidik, pengusaha, tukang ojek, tukang bentor, petani beraktifitas mencari penghidupan. Sementara kesehariannya mereka terlihat lebih banyak santai tanpa pekerjaan alias nganggur.
Tidak dapat dipungkiri dibalik itu ada resiko yang selalu ada didepan mata. Resiko berurusan dengan aparat keamanan aparat penegak hukum sampai pada ranah menikmati ruang yang jauh dari keluarga, kawan. Kehidupan terisolasi karena tidak ada interaksi dengan masyarakat luar. Sampai pada urusan dengan Sang Pencipta.
Passobis itu sebutannya, profesi sebagai penipu via telepon/sms. Penipuan dengan jaringan professional dan memiliki keahlian komunikasi yang handal terhadap korban. Pola penipuan memanfaatkan kondisi psikologis. Penipu mampu mengendalikan korban melalui retorika yang membuat korban semakin percaya, ada tekanan waktu dan mengisolasi komunikasi korban dengan keluarga dan orang lain.
Beragam modus baik melaui Short Message Service (SMS) atau telepon langsung. Seperti memberikan kabar ada anggota keluarga kecelakaan dan harus segera dioperasi, info menang undian / mendapat hadiah dari perusahaan ternama, penghipnotisan. Satu tujuan mendapatkan materi yang banyak dari korbannya baik berupa voucher isi ulang maupun bentuk uang.
Kerja cantik dan professional dikenal kerja tim, berkelompok dan terdapat pembagian tugas.  Ada bertugas mengirimkan Short Message Service (SMS) kepada calon korban, bertugas berbicara langsung dengan calon korban, bertugas mengambil uang di bank/mesin ATM jika sudah gol. Pembagian hasil sesuai kesepakatan yang telah dibicarakan sebelum menjalankan aksinya. Seharinya mengirim ratusan bahkan ribuan sms ke calon korban. Mereka juga bisa disebut pegawai harian jika keberuntungan datang padanya. Ada saja yang jadi korban.

Mengenali kerjanya melalui ciri ada permintaan ke ATM, mentransfer sejumlah uang atau meminta membeli sejumlah voucher isi ulang, terdapat tekanan waktu batasan dalam mendapatkan hadiah tersebut dan komunikasi terisolasi dengan orang lain. Menghindari sangat mudah jangan bangun komunikasi. Sekali membuka peluang komunikasi maka semakin membuka peluang tertipu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar