Kamis, 09 April 2015

SOCRATES

Hasil gambar untuk socrates
Socrates

Socrates lahir di Athena pada tahun 470 SM. Socrates adalah seorang anak pemahat bernama Sophroniscos dan ibunya adalah seorang bidan bernama Phainarate. Istri Socrates bernama Xantipe dikenal sebagai seorang wanita yang judes (galak dan keras). Socrates berasal dari keluarga kaya, ia mendapatkan pendidikan yang baik. Ia pernah menjadi prajurit Athena, ia dikenal sebagai prajurit yang gagah berani. Namun, ia tidak suka terhadap urusan politik, karena itu kemudian ia berfilsafat. Ia memusatkan objek filsafatnya pada manusia. Socrates mengajarkan buah pikirannya kepada anak-anak muridnya tanpa memungut biaya apapun, tidak seperti kaum sofis.
Namun,  suatu hari ia dituduh bahwa ajarannya telah merusak moral para pemuda dan menentang kepercayaan negara. Karena tuduhan itu, ia ditangkap dan dihukum mati dengan minum racun pada umur 70 tahun (599 SM).
Pemikiran  Socrates adalah tentang keutamaan moral. Sejak muda Socrates telah terlihat sifat kebijaksanaannya karena selain ia cerdas, juga setiap perilakunya dituntun oleh suara batin (diamon) yang selalu membisikkan dan menuntun kearah keutamaan moral. Pemberian pelajaran dilakukan dengan jalan dialog (tanya jawab) untuk mengupas kebenaran ilmu. Menurutnya pengetahuan sejati atau pengertian sejati sangat penting dalam keutamaan moral. Barang siapa yang memiliki pengertian sejati berarti memiliki kebajikan/keutamaan  moral berarti memiliki kesempurnaan manusia sebagai manusia.
 Socrates tidak pernah menuliskan filosofisnya. Bahkan tidak pernah mengajarkan filosofi, melainkan hidup berfilosofi. Baginya filosofi itu bukan isi, bukan hasil, bukan ajaran berisi dogma melainkan fungsi yang hidup. Ajarannya dikenal lewat catatan-catatan muridnya Xenephon dan Plato. Catatan Xenephon kurang kebenarannya, orang lebih banyak bersandar pada Plato.
Tujuan  filosofi Socrates adalah mencari kebenaran yang berlaku selama-lamanya. Menurutnya kebenaran itu tetap dan harus dicari. Beda dengan guru-guru sofis yang mengajarkan semuanya relative dan subyektif dan dihadapi dengan pemikiran skeptis. Dalam mencari kebenaran Socrates tidak memikir sendiri melainkan dengan tanya jawab, setiap kali berdua dengan orang lain. Metodenya disebut maieutik. Socrates mempergunakan pertanyaan "apa itu?" untuk mencari pengertian bentuk yang tetap daripada sesuatunya. Metode digunakan induksi dan definisi. Induksi dasar definisi. Induksi yang menjadi metode Socrates adalah memperbandingkan dengan kritis. Pengertian yang diperoleh diujikan kepada beberapa keadaan atau kejadian nyata. Apabila dalam pasangan ini pengertian tidak mencukupi maka dicari perbaikan definisi. Definisi yang dicapai diuji sekali lagi untuk mencapai perbaikan yang lebih sempurna. Begitulah cara Socrates mencapai pengertian.





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar